6.13.2011

Amoy Singkawang





Amoy merupakan panggilan khas untuk gadis Tionghoa yang belum menikah. Panggilan itu, sejauh yang bisa diketahui berlaku untuk daerah Singkawang dan sekitarnya. Saking populernya sebutan itu, sampai-sampai ada yang sejak lahir sudah diberi nama Amoy. Amoy Singkawang bukan hanya cantik. Tapi, mereka juga pekerja keras. Mereka umumnya ulet dalam bekerja. Karena itu, tak perlu heran bila pria dari mancanegara datang ke sana dan ingin memperistri Amoy Singkawang.


Satu hal yang paling saya kagumi dari para amoy ialah rasa berbakti yang tinggi kepada orangtua mereka. Kemiskinan yang terus menjerat membuat para amoy ingin mengubah nasib keluarga. Pada usia mereka yang relatif muda bahkan ada yang baru hendak menginjak usia 14 tahun, ada yang sudah memilih menjadi pahlawan keluarga. Mereka bersedia menikah dengan pria asing yang belum mereka kenal sebelumnya.


Pria asing berdatangan dari mancanegara. Mereka ada yang dari Singapura, Malaysia, Hongkong, dan terbanyak dari Taiwan. Mereka menawarkan jutaan rupiah. Tawaran itu mulai dari 5 juta sampai 20 juta rupiah. Menurut saya, rasa-rasanya sebuah harga yang terlalu murah. Bayangkan untuk mempertaruhkan nasib yang belum jelas dan masa remaja yang sangat indah, mereka hanya dihargai 5 sampai 20 juta rupiah. Bahkan untuk harga yang jauh lebih tinggi dari itu, kok nurani tidak sampai hati.


Biasanya, setelah menikah amoy-amoy itu akan diboyong ke negara si pria. Harapannya tentu saja cuma satu: para Amoy bisa mengirim uang untuk membantu keluarga setiap bulannya. Tapi, dalam kenyataannya tidak semua amoy bernasib baik. Setelah di negara si pria, ada yang dilecehkan secara seksual. Malah ada yang menjadi budak pemuas nafsu binatang. Ada juga yang harus membanting tulang siang-malam. Tak jarang pula amoy-amoy itu menjadi korban penipuan. Bahkan ada yang terpaksa harus menikah dengan pria yang catat fisiknya.


Jadi, bisa saja amoy tidak menjual diri, tapi mereka menjual hati. Namun, jeritan kepedihan dan lolongan tanggisan mereka tak pernah ada yang tahu. Mereka hidup di tempat yang asing dengan orang yang belum mereka ketahui seluk beluknya. Sebagian dari mereka terpaksa berbahasa tarzan karena bahasa mereka memang berbeda. Amoy juga tidak pernah tahu bagaimana melewati masa remaja. Dalam sejarah kehidupan mereka tidak pernah ada cerita cinta monyetnya.


Ada kisah menarik. Seorang amoy yang bernama Alang pernah bercerita, ketika menginjak usia 14 tahun, ia sudah di “ekspedisi” ke Hongkong. Oleh Mak Comblang yang membawanya, Alang dinikahkan dengan seorang pria yang cacat kedua kakinya. Semula ia menolak. Tapi, apa daya?. Hidup jauh di negeri orang, di negeri antah berantah, dengan bahasa yang berbeda, uang pun tidak punya, Alang terpaksa mengalah pada sang nasib.


Pernikahan berlangsung sederhana. Mahar nikahnya 15 juta rupiah saja. Setelah itu, Alang pun memulai kehidupan baru. Ia harus bangun pagi dan merawat suaminya. Setelah selesai Alang harus membantu di restoran milik mertuanya. Tak jarang ia dimaki. Hal itu, bukan karena ia bodoh atau tidak tahu diri. Tapi, ibu mertuanya memang cerewet.


Dua bulan sudah berlalu. Alang tetap belum begitu mengerti cerita hidupnya. Yang ia tahu, jauh-jauh ia merantau demi memperbaiki nasib keluarga. Jadinya, ia sering menanggis tanpa tahu apa yang sedang ditangisinya. Menyesali hidupkah? Atau sedang rindu kampung halaman dan keluarga? Yang ia tahu, ia harus bekerja keras di restoran mertuanya dan merawat suaminya di rumah. Ia bekerja tanpa digaji. Segala kebutuhan hidup sudah diatur oleh mertuanya.


Alang berusaha sesabar-sabarnya sambil menunggu kesempatan baik datang menyapa. Bulan-bulan berlalu, tapi kesempatan itu sepertinya tidak pernah datang mengunjungi dirinya. Mengingat kedatangannya demi keluarga, suatu saat Alang terpaksa mencuri. Ironisnya, ia mencuri uang mertuanya sendiri. Kemudian, secara diam-diam ia mengirimkan kepada orangtuanya.


Sejak itu, nasib kurang baik terus mengikuti kehidupannya. Suatu hari ia tertangkap basah mencuri uang yang ada di laci. Tak ayal lagi tamparan keras mendarat di pipinya yang lembut halus. Sejak kejadian itu, Alang tidak diperbolehkan memegang uang sepersen pun. Alang juga kerap mendapatkan perlakuan kasar. Penganiayaan fisik seolah menjadi menu wajib hidupya sehari-hari. Alang yang malang. Alang yang luar biasa. Kepahitan yang ditelannya tak pernah ia ceritakan kepada orang tuanya. Katanya, tak ingin orang tuanya bersedih.


Kondisi serupa, tentu bukan hanya cerita Alang saja. Masih banyak kisah yang sama tragisnya. Amoy-amoy itu semula ingin membahagiakan keluarga dan berharap segera keluar dari lingkaran kemiskinan. Namun, amoy tidak pernah tahu. Adik-adik atau kakak-kakak mereka menjadi malas karena sudah dimanja oleh kiriman rutin uangnya.


Sebagian orang di Singkawang menganggap satu-satunya harapan untuk keluar dari kemiskinan ya dengan cara ‘mengekpor’ anak gadis mereka. Padahal sebuah pernikahan ala ‘ekspor’ bukanlah jaminan perbaikan ekonomi. Karena itu, kalau pun terpaksa harus memilih menikah dengan pria asing, jangan mau dinikahkan begitu saja. Cek dan ricek dulu sebelum memutuskan menerima pinangan. Kenali dulu pihak keluarga si pria dan pribadi prianya sendiri. Setelah komunikasi terjalin –dan memang ada rasa suka dan suka– silahkan dilanjut.


Meskipun begitu, kita perlu salut dan angkat topi kepada amoy-amoy yang berada di luar negeri sana. Mereka pejuang, pemberani, dan berbakti pada orang tua. Namun, kita juga pantas kecewa. Kita boleh kecewa karena amoy yang berani bertarung menempuh tragika hidup itu, ternyata malah menjadi pengecut dan tidak mau menceritakan kisah pedih mereka. Lantas, kalau tidak diceritakan sisi buruknya apakah tidak akan lebih banyak lagi jatuh korban berikutnya? Semoga saja tidak.


Begitulah tragika kehidupan Amoy asal Singkawang yang kali ini dapat saya paparkan. Ini bukan fiksi dan mengumbar imaji, tapi kisah nyata yang menyayat hati. Amoy adalah representasi kaum hawa yang selalu dianggap lemah. Mereka kadang ditindas dengan semena-mena. Pendidikan yang minim, kurangnya pengetahuan, serta keluguan hati mereka, sering di manfaatkan sebagian orang yang mencari keuntungan pribadi. Ya, begitulah. Amoyku sayang dari Singkawang, amoyku malang.
Share

10 Ritual Kematian Yang Tidak Biasa

Dalam banyak budaya di dunia, kematian adalah sesuatu yang sakral sehingga diperlukan sebuah upacara khusus untuk menghormati atau mengenang menreka yang mati. Sepertinya penguburan mayat dan kremasi adalah sebuah ritual kematian yang biasa ditemui. Namun, percayakah anda bahwa ada beberapa budaya membuang mayat, berdansa dengan mayat hingga yang paling mengerikan adalah ritual memakan mayat!…..

Silahkan mempersiapkan diri sebelum Anda membaca ritual kematian yang tidak biasa di bawah ini:
 

10. PEMAKAMAN DENGAN PENARI TELANJANG


Menghadiri upacara kematian dapat menjadi membosankan, kecuali ada penari telanjang profesional di pemakaman. Di wilayah Donghai China, pemakaman sebenarnya simbol status. Reputasi orang mati dan kehormatan dianggap berbanding lurus dengan jumlah orang yang menghadiri pemakamannya. Jadi, keluarga menyewa penari telanjang untuk menarik orang banyak. Pihak berwenang Cina telah mulai menindak praktek ini setelah gencarnya media memberitakan.
 

9. BERDANSA DENGAN ORANG MATI


Percaya atau tidak, orang Malagasi di Madagaskar mengeluarkan orang mati dari kubur dan melakukan perayaan bersama mereka. Ritual yang disebut Famadihanaini meyakini semangat almarhum akan bergabung dengan nenek moyang mereka setelah tubuhnya membusuk. Perayaan yang diiringi dengan tarian-tarian bersama mayat ini diadakan sekali setiap tujuh tahun sekali dan merupakan waktu reuni keluarga bersukacita.
 

8. PEMAKAMAN LANGIT


Iklim keras Tibet dan tanah berbatu-batu membuat pemakaman di sana terasa mustahil. Jadi, warga Buddha di Tibet sering pergi untuk sebuah ‘pemakaman langit’ di mana tubuh akan cincang, dicampur dengan tepung dan diatur sedemikian rupa agar dimakan oleh burung-burung pemakan bangkai. Mereka percaya bahwa tubuh hanyalah sebuah kapal untuk jiwa dan harus kembali ke alam.
 

7. PEMAKAMAN TANA TORAJA


Pemakaman di wilayah Tana Toraja Indonesia adalah sebuah ritual agung. Upacara pemakaman disertai dengan musik, tari-tarian dan pesta untuk sejumlah tamu. Dimengerti, kematian di sini adalah sebuah kesempatan mewah dengan harga yang mahal. Jadi, keluarga almarhum diberikan penangguhan, mereka tidak perlu menguburkan tubuh mayat dengan segera. Mereka hanya dapat membungkusnya dan menyimpannya di dalam rumah mereka, sementara mereka menabung untuk biaya pemakaman. Tabungan dapat waktu berminggu-minggu, bulan atau bahkan bertahun-tahun. Sementara waktu itu, mayat diperlakukan sebagai orang sakit dan dimasukkan dalam rutinitas sehari-hari. Sebuah pemakaman yang sebenarnya terjadi ketika keluarga melakukan upacara kematian dan peti mati ditempatkan di kuburan berupa gua atau tergantung di tebing.
 

6. KEMATIAN YANG MEMPESONA


Orang-orang sekarang dapat ‘memakai’ orang yang mereka cintai di jari-jari mereka. Sebuah perusahaan Amerika yaitu LifeGem menawarkan kesempatan bagi mereka yang mati dan dicintai menjadi sebuah berlian sintetik. Proses ini dimulai dengan menangkap karbon dari tubuh pada saat dikremasi dari almarhum. Karbon dari tubuh orang mati ini kemudian diubah menjadi grafit selanjutnya menjalani sebuah proses dengan suhu dan tekanan sangat tinggi untuk mendapatkan kristal mengilap seperti berlian. Harganya berkisar dari $ 3500 sampai $ 20,000 tergantung pada ukuran karat.
 

5. PETI MATI FANTASI


Jika saja Elvis meninggal di Teshi (Ghana), maka dia akan dikuburkan dalam sebuah peti mati berbentuk gitar. Warga pinggiran Accran ini mempunyai kebiasaan menguburkan mereka yang mati dalam peti mati fantasi. Peti mati ini mengambarkan profesi almarhum. replika raksasa botol coke, buah-buahan atau ‘gadget’ lainnya akan ditampilkan di ruang pamer peti mati.
 

4. ENDOCANNIBALISME


Mungkin ini ritual kematian terburuk yang pernah ada.Endocannibalisme adalah praktik di mana orang memakan tubuh orang yang mati. Ide di balik kebiasaan mengerikan ini adalah kepercayaan bahwa dengan memakan tubuh si mati maka sekaligus akan ‘menghisap’ sifat-sifat almarhum untuk asimilasi roh. Beberapa suku di Amerika Selatan dan Australia dikatakan telah mempraktekkan ritual menyeramkan ini. Tapi banyak akademisi merasa endocannibalisme adalah tuduhan palsu dilemparkan oleh kolonial pada masa awal untuk mendapatkan alasan dominasi politik. Menurut antropolog Napoleon Changon, komunitas Yanomamo di Amerika Selatan masih makan abu dan sisa tulang orang yang mati setelah di kremasi.
 

3. MUMIFIKASI DIRI SENDIRI


Hal ini membuat ritual menjelang kematian terdengar seperti lelucon. Beberapa biksu Budha yang disebut Sokushinbutsu di Jepang tidak hanya melakukan bunuh diri, mereka juga melakukannya dengan cara yang dipercaya menyebabkan mereka menjadi mumi. Proses ini dimulai dengan diet kacang dan buah-buahan dikombinasikan dengan kegiatan fisik yang keras. Penghapusan lemak tubuh tercapai dengan langkah pertama. Langkah kedua melibatkan kehilangan cairan tubuh dan meracuni tubuh mereka untuk mencegah serangan belatung. Ini dicapai dengan mengkonsumsi kulit, akar dan teh beracun selama seribu hari.


Pada tahap terakhir, biarawan itu akan memasuki sebuah makam batu, duduk dalam posisi lotus dan menunggu kematian. Dia akan membunyikan lonceng setiap hari untuk membiarkan sesama biarawan tahu bahwa dia masih hidup. Dan kemudian ketika lonceng tidak lagi berbunyi, para biarawan akan menyegel makam, menunggu 1000 hari lagi sebelum membukanya untuk memverifikasi mumifikasi itu.
 

2. PUASA UNTUK KEMATIAN


Vimla Devi, seorang wanita India melawan kanker, meninggal pada 2006. Penyebab kematian itu bukan kanker tapi puasa selama 13 hari yang disebut santhara. Ini kematian sukarela dengan puasa yang dipraktekkan oleh Jain, sebuah komunitas yang percaya anti kekerasan terhadap semua makhluk. Santhara biasanya dimulai setelah orang memutuskan bahwa tujuan hidupnya sudah tercapai dan siap untuk pemurnian spiritual. Dikenal ritual yang mirip, yang sering dianggap sebagai bentuk bunuh diri atau euthanasia. Namun, dalam komunitas, santhara menabukan hal ini.
 

1. EXPOSURE


Zoroastrianisme percaya bahwa setelah kematian tubuh hanya membuat pencemaran saja. Kremasi atau penguburan dikesampingkan karena mereka beranggapan akan mencemari unsur-unsur sakral seperti api dan bumi. Jadi, mereka melakukan sebuah ritual yang disebut eksposure orang mati. Tubuh almarhum disimpan di menara yang disebut Tower of Silence dan dibiarkan dimakan oleh burung nasar. Praktek ini sekarang masih dilakukan di anak benua India. Berkurangnya populasi Hering burung pemakan bangkai di India telah menyebabkan proses ini menjadi mengerikan. Beberapa Foto terakhir, menunjukkan tumpukan mayat semakin membusuk di atas Tower di Mumbai (India), dan membangkitkan kontroversi dalam masyarakat
source: http://septenk.blogspot.com/2010/04/10-pemakaman-yang-tidak-biasa.html

Share

Tempat-Tempat Ibadah Terbesar di Indonesia



MASJID ISLAMIC CENTER SAMARINDA
Masjid islamic center Samarinda terletak di di Kelurahan Karang Asam, Samarinda Ilir, Samarinda, Kaltim. Masjid ini merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara dengan luas lahan sekitar 12 hektar dan dengan luas bangunan keseluruhan mencapai 50 ribu m2. Bangunan masjid Islamic Center Samarinda ini memiliki kubah utama dan ornamen-ornamen keemasan yang amat cantik. Sumber inspirasi disain masjid yang amat besar ini berasal dari Masjid Nabawi yang bersuasana religius di Madinah dipadukan dengan Masjid Agung yang artistik di Turki.
artikel dari terselubung.blogspot.com
GUA MARIA LOURDES
Goa Maria Lourdes terletak di Kediri dengan luas 13 hektar. Gereja ini dibangun oleh Romo Wolter, tahun 1936 Masehi dan menjadi gereja terbesar se Asia. Arsitektur gereja ini mengikuti gereja Lourdes di Perancis. Di bawah gua maria lourdes di puh sarang ini terdapat 12 mata air suci yang sudah dilestarikan lebih dulu sehingga bisa langsung diminum
artikel dari terselubung.blogspot.com
MAHA VIHARA MAITREYA

Maha Vihara Maitreya yang dibangun di kompleks cemara asri Medan Sumatera Utara merupakan vihara yang terbesar didunia. Vihara ini terdiri atas 3 gedung Utama, lantai 1 terdapat baktisala umum sebagai tempat pemujaan Buddha Sakyamuni, Bodhisatva Avolokitesvara dan Bodhisatva Satyakalama dengan daya tampung 1500 orang.
artikel dari terselubung.blogspot.com
KLENTENG KWAN SING BIO
Klenteng Kwan Sing Bio merupakan klenteng terbesar di Asia Tenggara yang terletetak di Tuban. Klenteng Kwan Sing Bio ini berdiri pada abad 18 dibangun diatas tanah seluas 2,1 Ha, bangunan dari klenteng ini menghadap ke laut utara dengan simbol kepiting yang jarang ditemui di klenteng lain. Klenteng Kwan Sing Bio ini bangunan utamanya adalah pindahan dari klenteng yang ada di Tambakboyo.
artikel dari terselubung.blogspot.com
PURA BESAKIH
Pura Besakih adalah sebuah komplek pura yang terletak di Desa Besakih,kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia. Komplek Pura Besakih terdiri dari 1 Pura Pusat (Pura Penataran Agung Besakih) dan 18 Pura Pendamping (1 Pura Basukian dan 17 Pura Lainnya). Di Pura Basukian, di areal inilah pertama kalinya tempat diterimanya wahyu Tuhan oleh Hyang Rsi Markendya, cikal bakal Agama Hindu Dharma sekarang di Bali, sebagai pusatnya. Pura Besakih merupakan pusat kegiatan dari seluruh Pura yang ada di Bali dan merupakan pura terbesar di Bali.

sumber: http://jelajahunik.blogspot.com/2010/06/tempat-tempat-ibadah-terbesar-di.html
Share